Jumat, 20 November 2015

PROFIL STIPRAM YOGYAKARTA

Profil sekolah tingggi pariwisata ambarrukmo yogyakarta (stipram)

  1. 2. SEKOLAH TINGGI PARiWISATA AMBARRUKMO YOGYAKARTA
  2. 3.  Lokasi Kampus STiPRAM exitv Prodi S1 Hospitalityv STAFF AKADEMIK  Fasilitas v Visi misi v Prodi D3 Perhotelan v Sejarah Stipram vSTiPRAM back
  3. 4. HOMESejarah Berdirinya STiPRAM Akademi Pariwisata Ambarrukmo adalah perguruan tinggi swasta di bawahnaungan Yayasan Ambarrukmo yang berdiri tanggal 13 September 2001. Namun terhitung sejaktanggal 5 Agustus 2008, statusnya sudah berubah menjadi Sekolah Tinggi PariwisataAmbarrukmo disingkat STiPrAmYayasan Ambarrukmo sendiri adalah lembaga sosial bidang kependidikan yang dimiliki PT. HotelIndonesia Natour (Inna Hotel Group), sebuah BUMN yang mengelola 15 hotel bertarafinternasional, sehingga suatu jaminan kualitas baik SDM, Materi Pengajaran, yang up to datesesuai perkembangan perhotelan dan pariwisata global.STiPrAm memiliki 2 program studi, yaitu Hospitality (S1) dan Perhotelan (D3)Hospitality: Suatu kegiatan pelayanan dalam menunjang industri jasa, khususnya kegiatan ilmukepariwisataan.Kegiatan ilmu kepariwisataan mencakup keilmuan untuk industri jasa hotel, perbankan, rumahsakit, pegawai negeri, perjalanan termasuk air line, cruise dan overland, yang intinya adalahpelayanan sebagai Host (tuan rumah), masalah science of service dan science of courtesymenjadi pilar utama dalam menyelesaikan setiap pekerjaan (Job Requirment Standard).Dekade sekarang dan kedepan, hal diatas menjadi nilai kompetitif dan kompetensi bagi SumberDaya Manusia yang diminta dan dibutuhkan.
  4. 5.  dengan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian (IPTEKS) untuk menjawab berbagai permasalahan yang bertaraf lokal, nasional, regional dan internasional.v Membiasakan berpikir intelektual dan betindak profesional.v Mengabdikan ilmu untuk pengembangan pariwisata nasional.v Memposisikan output pada kemampuan entrepreneurship.v Turut mencerdaskan Anak bangsa yang memiliki nilai-nilai kompetensi, profesional dan mandiri yang berbasis pada sistem informasi MisivHOME Visi dan Misi Visi

  5. 6. PROGRAM STUDY DIPLOMA 3 PERHOTELANJenjang Diploma-3, sebagai jalur vokasi yangtepat dan maksimal, sesuai Standar Internasionaldiselesaikan cukup dengan 6 (enam) semestersaja, dengan formulasi 30% teori (senilai 120SKS) dan praktek (Job Orientasi) sebesar 70 %,merupakan andalan dan dipercaya dapatmelakukan operasional secara profesional sebagaientrepreneurship yang handal dan disiapkansebagai operator profesional dan Manager Madya.
  6. 7. PROGRAM STUDY STRATA 1 HOSPITALITYJenjang Strata-1, sebagai jalur Science (keilmuan)jelas berbeda dengan jenjang Diploma, ditempuhselama 8 semester untuk mendapatkan gelarKesarjanaan Pariwisata (S.Par). Keilmuan Hospitalitylebih disiapkan sebagai seorang manager,penganalisa, sekaligus planner, dan motivator dibidang Public Service khususnya yang berkaitandengan kepariwisataan dengan bekal sciencepariwisata yang mantap.Satu-satunya di Indonesiatelah terakreditasi B.
  7. 8.  Laboratorium Komv Laboratorium Bahasav Gedung yang memadaivFASILITAS Digital Library dan Ruang Perpustakaan yang nyamanv STiPrAm E-Learning Libraryv Front Officev Lab. Houskeepingv Lab. Kitchen and Pastry     http://www.stipram.ac.id/

GUNUNG FUJI JEPANG

Ubugayasaki
GUNUNG FUJI 
Ada di bagian utara Jembatan besar Kawaguchiko-Ohashi. Sosok Gunung Fuji yang terlihat dari sela-sela bunga sakura sangat indah.
Stasiun Kawaguchiko→18 menit dengan bus wisata Kawaguchiko "Red-Line"→Halte bus Ubuyagasaki→Dekat halte bus
Taman Oishi
Kita bisa memandang Gunung Fuji dengan bentangan Danau Kawaguchiko. Sebaiknya datang saat bunga lavender mekar dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli.
Stasiun Kawaguchiko→30 menit dengan bus wisata Kawaguchiko "Red-Line"→Terminal/ halte bus Museum Kehidupan Alam Kawaguchiko→Dekat halte bus
Lintasan Jalan Kawaguchiko Kitagishi
Sambil berjalan-jalan menyusuri tepi Danau Kawaguchiko, kita bisa memandang Gunung Fuji.
Stasiun Kawaguchiko→Dengan bus wisata Kawaguchiko "Red-Line"→Halte bus Museum Seni Danau Kawaguchiko, halte bus Gedung Pertunjukan Atraksi Monyet Kawaguchiko, halte bus Museum Kehidupan Alam Kawaguchiko
Saiko Iyashi-no-sato Nenba (Desa Penyembuh)
Sebelum bencana angin topan pada tahun 1966 desa ini disebut sebagai desa terindah di Jepang dengan 40 rumah beratap jerami yang berjejer. Kondisi desa ini sudah dibangun kembali seperti sedia kala.
Stasiun Kawaguchiko→40 menit dengan bus wisata Saiko “Green-Line”→Halte bus Saiko Iyashi-no-sato Nenba (Desa Penyembuh)→Jalan kaki 1 menit

pantai pandawa


PANTAI PANDAWA BALI
salah satu kawasan objek wisata yang berada di Bali tepatnya di Desa Kutuh, Kecamatan Kutu Selatan, Kabupaten Badung. Pantai Pandawa juga sering dikenal dengan nama Pantai Kutuh, dan kadang juga disebut sebagai pantai rahasia (Secret Beach) karena letaknya berada dibelakang tebing. 
Tebing di Pantai Pandawa
Saat anda menyambangi pantai ini, terdapat tebing-tebing tinggi yang ditumbuhi dengan semak belukar. Dulunya akses jalan untuk menuju pantai Pandawa cukup sulit, namun karena pantai ini memiliki keindahan yang sangat mempesona mata pengunjung maka pemerintah setempat membuat atau membuka akses berupa jalan sepanjang kurang lebih 1,5 km. Akses jalan yang dibuat cukup unik dan terlihat megah karena jalannya diapit dengan tebing-tebing yang tinggi.
Pantai Pandawa Bali

Selain tebing-tebing yang tinggi, kalian juga akan mendapati patung-patung pewayangan lima pandawa yaitu patung Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Kelima patung tersebut akan kita dapati saat memasuki kawasan Pantai Pandawa. Kelima patung itu pula dipasang didalam tebing-tebing, sehingga pengunjung yang datang akan melihat berjejer kelima patung-patung tersebut secara berurutan.

pantai ngambor

pantai nglamborHasil gambar untuk pantai nglambor

Pantai Nglambor yang terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul adalah tempat Snorkeling di Jogja yang paling terkenal jika dibandingkan dengan tempat lainnya. Berjarak kurang lebih 70 km dari pusat kota Jogja, pantai ini menawarkan panorama pantai yang indah. Terdapat dua batu karang besar yang menyerupai kura-kura persis di depan teluknya.

Jam dan Harga Tiket Masuk
Hasil gambar untuk pantai nglamborPantai Nglambor buka 24 jam, tapi yang jelas sangat tidak rekomended malam-malam datang ke sana karena tidak ada penginapan. Harga tiket masuk adalah sebesar Rp. 5.000,- per orang sudah termasuk biaya parkir kendaraan bermotor yang akan ditarik retibrusi di pos masuk pantai Siung.

 

pantai indrayanti

Hasil gambar untuk pantai indrayanti
 pantai indrayanti
Matahari belum tinggi saat YogYES tiba di Pantai Indrayanti. Dua ekor siput laut bergerak pelan di sebuah ceruk karang, tak peduli dengan ombak yang menghempas. Segerombol remaja asyik bercengkerama sambil sesekali bergaya untuk diambil gambarnya. Di sebelah barat nampak 3 orang sedang berlarian mengejar ombak, sebagian lainnya bersantai di tengah gazebo sembari menikmati segarnya kelapa muda yang dihidangkan langsung bersama buahnya. Beberapa penginapan yang dikonsep back to nature berdiri dengan gagah di bawah bukit, sedangkan rumah panggung dan gubug yang menyerupai honai (rumah adat Papua) berdiri di dekat pantai. Jet ski kuning teronggok di sudut restoran.
Terletak di sebelah timur Pantai Sundak, pantai yang dibatasi bukit karang ini merupakan salah satu pantai yang menyajikan pemandangan berbeda dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Gunungkidul. Tidak hanya berhiaskan pasir putih, bukit karang, dan air biru jernih yang seolah memanggil-manggil wisatawan untuk menceburkan diri ke dalamnya, Pantai Indrayanti juga dilengkapi restoran dan cafe serta deretan penginapan yang akan memanjakan wisatawan. Beragam menu mulai dari hidangan laut hingga nasi goreng bisa di pesan di restoran yang menghadap ke pantai ini. Pada malam hari, gazebo-gazebo yang ada di bibir pantai akan terlihat cantik karena diterangi kerlip sinar lampu. Menikmati makan malam di cafe ini ditemani desau angin dan alunan debur ombak akan menjadi pengalaman romantis yang tak terlupa.
Penyebutan nama Pantai Indrayanti sebelumnya menuai banyak kontraversi. Indrayanti bukanlah nama pantai, melainkan nama pemilik cafe dan restoran. Berhubung nama Indrayanti yang terpampang di papan nama cafe dan restoran pantai, akhirnya masyarakat menyebut pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti. Sedangkan pemerintah menamai pantai ini dengan nama Pantai Pulang Syawal. Namun nama Indrayanti jauh lebih populer dan lebih sering disebut daripada Pulang Syawal. Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan Pantai Indrayanti rupanya turut membawa dampak positif. Berbeda dengan pantai-pantai lain yang agak kotor, sepanjang garis pantai Indrayanti terlihat bersih dan bebas dari sampah. Hal ini dikarenakan pengelola tak segan-segan menjatuhkan denda untuk tiap sampah yang dibuang oleh wisatawan secara sembarangan. Karena itu Indrayanti menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.

Usai menikmati sepiring nasi goreng dan es kelapa muda di gazebo, YogYES beranjak menuju bukit di sisi timur. Berhubung tidak ada jalan, menerobos semak dan perdu sembari memanjat karang pun menjadi pilihan. Sesampainya di atas bukit pemandangan laut yang bebatasan dengan Samudra Hindia terhampar. Beberapa burung terbang sambil membawa ilalang untuk membangun sarang. Suara debur ombak dan desau angin berpadu menciptakan orkestra yang indah dan menenangkan. YogYES pun melayangkan pandangan ke arah barat. Beberapa pantai yang dipisahkan oleh bukit-bukit terlihat berjajar, gazebo dan rumah panggung terlihat kecil, sedangkan orang-orang laksana liliput. Saat senja menjelang, tempat ini akan menjadi spot yang bagus untuk menyaksikan mentari yang kembali ke peraduannya. Sayang YogYES harus bergegas pulang. Meski tidak sempat menyaksikan senja yang indah, pesona Pantai Indrayanti telah terpatri di hati.

pantai sundak

PANTAI SUNDAKHasil gambar untuk foto pantai sundak
Pantai Sundak tak hanya memiliki pemandangan alam yang mengasyikkan, tetapi juga menyimpan cerita. Nama Sundak ternyata mengalami evolusi yang bukti-buktinya bisa dilacak secara geologis.
Agar tahu bagaimana evolusinya, maka pengunjung mesti tahu dulu kondisi pinggiran Pantai Sundak dulu dan kini. Di bagian pinggir barat pantai ketika YogYES berkunjung terdapat masjid dan ruang kosong yang sekarang dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Sementara di sebelah timur terdapat gua yang terbentuk dari batu karang berketinggian kurang lebih 12 meter. Memasuki gua, akan dijumpai sumur alami tempat penduduk mendapatkan air tawar.
Wilayah yang diuraikan di atas sebelum tahun 1930 masih terendam lautan. Konon, air sampai ke wilayah yang kini dibangun masjid, batu karang yang membentuk gua pun masih terendam air. Seiring proses geologi di pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah di dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru yang kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini.
Ada fenomena alam unik akibat aktivitas tersebut yang akhirnya menjadi titik tolak penamaan pantai ini. Jika musim hujan tiba, banyak air dari daratan yang mengalir menuju lautan. Akibatnya, dataran di sebelah timur pantai membelah sehingga membentuk bentukan seperti sungai. Air yang mengalir seperti mbedah(membelah) pasir. Bila kemarau datang, belahan itu menghilang dan seiring dengannya air laut datang membawa pasir. Fenomena alam inilah yang menyebabkan nama pantai menjadi Wedibedah (pasir yang terbelah). Saat YogYES datang wedi tengah tidak terbelah.
Perubahan nama berlangsung beberapa puluh tahun kemudian. Sekitar tahun 1976, ada sebuah kejadian menarik. Suatu siang, seekor anjing sedang berlarian di daerah pantai dan memasuki gua karang bertemu dengan seekor landak laut. Karena lapar, si anjing bermaksud memakan landak laut itu tetapi si landak menghindar. Terjadilah sebuah perkelahian yang akhirnya dimenangkan si anjing dengan berhasil memakan setengah tubuh landak laut dan keluar gua dengan rasa bangga. Perbuatan si anjing diketahui pemiliknya, bernama Arjasangku, yang melihat setengah tubuh landak laut di mulut anjing. Mengecek ke dalam gua, ternyata pemilik menemukan setengah tubuh landak laut yang tersisa. Nah, sejak itu, nama Wedibedah berubah menjadi Sundak, singkatan dari asu (anjing) dan landak.Hasil gambar untuk foto pantai sundak
Tak dinyana, perkelahian itu membawa berkah bagi penduduk setempat. Setelah selama puluhan tahun kekurangan air, akhirnya penduduk menemukan mata air. Awalnya, si pemilik anjing heran karena anjingnya keluar gua dengan basah kuyup. Hipotesanya, di gua tersebut terdapat air dan anjingnya sempat tercebur ketika mengejar landak. Setelah mencoba menyelidiki dengan beberapa warga, ternyata perkiraan tersebut benar. Jadilah kini, air dalam gua dimanfaatkan untuk keperluan hidup penduduk. Dari dalam gua, kini dipasang pipa untuk menghubungkan dengan penduduk. Temuan mata air ini mengobati kekecewaan penduduk karena sumur yang dibangun sebelumnya tergenang air laut.
Nah, bila kondisi tahun 1930 saja seperti yang dikatakan di atas, dapat diperkirakan kondisi ratusan tahun sebelumnya. Tentu sangat banyak organisme laut yang memanfaatkan bagian bawah karang yang kini menjadi gua dan wilayah yang kini menjadi daratan. Karenanya, banyak arkeolog percaya bahwa sebagai konsekuensi dari proses geologis yang ada, banyak organisme laut yang tertinggal dan kini tertimbun menjadi fosil. Soal fosil apa yang ditemukan, memang hingga kini belum banyak penelitian yang mengungkapkan.
Selain menawarkan saksi bisu sejarahnya, Sundak juga menawarkan suasana malam yang menyenangkan. Anda bisa menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, Anda dapat membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja yang matang sehingga siap santap. Yang jelas, tak perlu bingung mencari tempat menginap. Pengunjung bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau tidur saja di bangku warung yang kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang benderang?

Kalau mau, berinteraksi dengan penduduk bisa menjadi suatu pencerahan. Anda bisa mengetahui bagaimana penduduk hidup, kebudayaan mereka, dan tentu saja orang baru yang mungkin saja mampu mengubah pandangan hidup anda. Menemui Mbah Tugiman yang biasa berjaga di tempat parkir atau Mbah Arjasangku bisa jadi pilihan. Mereka merupakan salah satu sesepuh di pantai Sundak. Bercakap dengan mereka membuat anda tidak sekedar menyaksikan bukti sejarah tetapi juga mendapat cerita dari orang yang menyaksikan bagaimana sejarah terukir.